Mulailah mengetik pada pencarian di atas dan tekan tombol kaca pembesar untuk mencari.

Pentingnya Pelatihan Pengoperasian Drone Untuk Kaji Cepat Penanggulangan Bencana

Dilihat 51 kali
Pentingnya Pelatihan Pengoperasian Drone Untuk Kaji Cepat Penanggulangan Bencana

Foto : Kegiatan Pendampingan Pusdalops Untuk Kaji Cepat Menggunakan Drone yang dilaksanakan pada 17 sampai dengan 20 November 2020 oleh Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan di Provinsi Aceh. (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Dume Sinaga)


BANDA ACEH - Penggunaan Drone atau Pesawat Udara Tanpa Awak sudah menjadi hal yang umum dan menjadi pilihan tepat untuk membantu dalam analisis dokumentasi foto, video dengan cepat dan efisien untuk membantu mengambil kebijakan sebuah keputusan pasca bencana.

Pengetahuan dan pemahaman aturan yang berlaku harus dimiliki setiap operator drone. Ini menjadi dasar sehingga pemanfaatan drone dalam kebencanaan menjadi optimal. Pemahaman aturan dalam menggunakan drone sangat penting karena berkaitan dengan keamanan publik.

Paban II Puan Spotdirga (Staf Potensi Kedirgantaraan) TNI AU Kolonel Pnb Agung Sasongkojati sebagai Ketua Bidang Drone Federasi Aero Sport Indonesia  menyampaikan beberapa materi pokok tentang bagaimana penggunaan dan pengoperasian drone yang benar dan tepat, perawatan dan pemeliharaan drone, serta aturan dan ketentuan peraturan pemerintah tentang penggunaan drone diantaranya PP No 4 Tahun 2018 tentang Pengamanan Wilayah Udara, serta Permenhub lainnya yang terkait. 

Dalam konteks kondisi luar biasa atau bencana, Pengoperasian Udara Tanpa Awak (PUTA) dapat dilakukan di sekitar lokasi bencana setelah berkoordinasi dengan institusi yang berwenang dan unit pelayanan navigasi penerbangan untuk mendapatkan batas horizontal dan vertikal yang diperbolehkan. 

Menurut Danang Wijaya, pilot drone sekaligus selaku staf bidang Pengelolaan Data Spasial dan Informasi BNPB mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar aman menerbangkan Drone/UAV, misalnya: • Mengetahui seluruh peraturan mengenai Penerbangan dan Ruang Udara di Indonesia, baik secara umum dan khusus untuk Drone/UAV. • Mengetahui kemampuan Drone yang dimiliki. (Batasan dan Karakteristik) • Mengetahui Emergency Procedure pada Drone agar aman saat menerbangkan. • Merawat Drone dengan baik (penyimpanan wahana, baterai dan aksesorisnya sesuai dengan prosedur). • Memiliki lisensi yang kredibel dari pihak yang berwenang untuk mengeluarkan. • Pastikan diri sendiri dalam kondisi sehat. • Perbanyak latihan. • Jangan pernah panik pada saat menerbangkan drone.

Sebanyak 55 peserta dari BPBA - BPBD Kabupaten dan Kota se Provinsi Aceh mengikuti kegiatan pelatihan  baik secara teori maupun praktek dari isntruktur BNPB selama 2 hari kegiatan. Peserta juga mendapatkan materi latihan terbang drone dengan menggunakan beberapa jenis drone milik BNPB  diantaranya; DJI Phantom 4 pro, DJI Mavic mini, DJI Mavic Enterprise dan DJI Mavic 2 Zoom. Selain itu,  para peserta juga langsung diberikan pelatihan untuk memetakan dan mengkaji cepat guna untuk membantu membuat rencana operasi penanggulangan bencana

Di hari penutupan, Sekretaris BPBD Lhokseumawe Abdul Hadi sebagai perwakilan peserta mengatakan bahwa apa yang didapatkan merupakan hal baru karena biasanya hanya menggunakan alat kamera maupun telepon genggam.

"Pelatihan ini merupakan hal baru bagi kami, karena biasanya hanya menggunakan handphone dan kamera. Kedepan diharapkan dapat berlanjut hingga pusdalops menghasilkan produk yang akurat dan dapat bermanfaat bagi BPBD ada masyarakat," kata Abdul.

Sementara itu, Kepala Seksi Darurat BPBA Amarullah menyatakan terima kasih atas dukungan BNPB kepada BPBA dan BPBD, ia berharap para peserta dapat memberikan laporan yang lebih aktual.

"Ucapan terima kasih kepada BNPB telah memilih Aceh pada kegiatan ini, semoga BPBA dan BPBD bisa mendapatkan dukungan pelatihan dan peralatan guna memperlancarkan proses penanggulangan bencana di Aceh. Kedepannya diharapkan dapat laporan aktual yang dapat dibagikan dari BPBD ke BPBA dan BNPB," ungkapnya.

Sebagai penutup, Kepala Bidang Pengelolaan Data Spasial dan Informasi Teguh Harjito juga menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama dilakukan dan dipilihnya Aceh karena Pusdalops di Aceh pelaporan bencananya sangat aktif.

"Kegiatan kaji cepat penggunaan drone merupakan pelatihan perdana, dipilihnya Banda Aceh karena BPBA dan BPBD pusdalopsnya aktif dalam pelaporan bencana ke BNPB," jelas Teguh.

Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman praktek langsung penggunaan Drone secara profesional para peserta serta mampu melakukan analisis pemetaan dan penyajian peta faktual yang dapat dipergunakan berbagai pihak untuk bersama sama membuat keputusan tanggap bencana yang lebih baik kedepannya.



Dr. Raditya Jati

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Penulis


BAGIKAN